Saturday, March 3, 2007

IMAN

Bagi kita yang beragama Islam, tentu kita sangat faham apa itu iman dan rukun iman itu, pertama : Percaya adanya zat yang maha tau, yaitu ALLAH, kedua : Percaya adanya Rasul-rasul Allah, ketiga : Percaya akan malaikat-malaikat, keempat : Percaya adanya kitab-kitab suci yang telah diwahyukan oleh Allah kepada Rasul-rasulnya, kelima : Percaya akan adanya hari akhirat (kiamat) dan yang keenam atau yang terakhir : Percaya akan adanya Qhada dan Qhadar, begitu kira2 yang saya tau dan mohon maaf jika urutannya tidak benar.

Dari keenam rukun iman ini terlihat bahwa substansinya adalah PERCAYA...., tanpa kita percayai dapat dipastikan kita tidak pernah beriman, tidak beriman, kepada siapapun..., konsekuensinya tentu saja kita tidak akan pernah patuh akan perintah-perintahnya, takut akan sangsi-sangsinya dan percaya dengan apa yang disampaikan atau diinformasikannya, huruf "n" dalam kata " nya " dalam tulisan ini sengaja tidak saya besarkan hurufnya karena dalam kontek percaya, bisa saja " nya " ini berwujud pimpinan, lembaga, institusi, suami, istri, anak dan sebagainya, sementara "Nya" dalam huruf besar saya tujukan kepada sang khaliq yaitu Allah.
Tanpa bermaksud mengupas tentang rukun iman atau hal-hal yang berbau religi, yang memang bukan bidang dan pengetahuan tentang ini masih sangat dangkal penulis ketahui, ternyata PERCAYA ini merupakan hal yang sangat utama untuk ditanamkan dalam hati kita masing-masing sebelum kita melaksanakan apa saja. Dalam kegiatan ibadah, apa mau kita sholat, puasa, membaca al_quran dan kegiatan ibadah lainnya kalau kita tidak percaya ?, kemudian dalam kehidupan sosial apa mau kita mentaati peraturan kalau kita percaya dengan sipembuat aturan, mungkin saja mau patuh tapi " kalau ada yang jaga ", jadi intinya kita percaya aja dulu....
Krisis kepercayaan, atau sikap tidak lagi percaya dengan segala sesuatu yang disampaikan oleh para pemimpin, pejabat, tokoh negeri dan bahkan apa-apa yang telah dijanjikan dan diancamkan oleh Allah sekalipun, sudah mulai disikapi dengan santai, acuh tak acuh, cuek, nggak mau tahu, penyakit jiwa ini sedang mewabah dinegeri ini. sekelumit anekdot tentang krisis kepercayaan ini penulis selipkan dalam tulisan ini, dan seandainya dari pembaca yang tersinggung dengan anekdot ini, sebelumnya penulis memohon maaf ...., begini ceritanya....
Alkisah, ada orang yang sangat miskin membutuhkan uang sebesar 1 juta untuk membeli sesuatu yang sangat dibutuhkannya, setelah berusaha kesana dan kesini, bekerja ini dan itu, tetap saja uang 1 juta tersebut tidak dapat diperolehnya, tanpa habis akal ditulis surat kepada ALLAH, karena dia sangat yakin dan percaya Allah itu maha pengasih dan maha penyayang , "ya Allah, hambamu ini sangat miskin dan membutuhkan uang, tolong ya Allah kirimi hamba uang sebesar 1 juta" begini kira2 bunyi surat orang tadi kepada Allah. Pada amplop surat ditulisnya " Kepada Yth. Allah dimana saja berada, dan pada alamat sipengirimpun dia tulis alamat lengkapnya. saat petugas kantor pos melakukan sortir surat-surat yang akan dikirim, pak bos bingung kemana surat ini akan saya kirimkan, setelah memutar otak, pak pos menyerahkan surat tersebut kepada Bapak Camat dimana sipengirim surat berdomisili, karena menurut sepengetahuannya pak camat dan para pemimpin di negeri ini adalah wakil-wakil Allah dimuka bumi ini, jadi pantas dan tepat kalau surat ini saya serahkan pada beliau..., setelah membaca surat ini pak camat sedih dan terharu, tetapi karena dana untuk itu tidak tersedia, sementara uang dikantong juga tidak ada, pak camat meneruskan surat tersebut kepada salah satu instansi yang menurut beliau " basah ", biar nggak bingung, sebut saja kantor dimana penulis bekerja, yaitu Kantor Pertanahan (BPN). seketika menerima surat dimaksud kepala kantor yang kebetulan sangat humanis ini segera menggelar rapat mengumpulkan staf-stafnya, hasilnya dari rapat tersebut terkumpullah dana sumbangan sebesar 800 ribu, dan setelah dimasukkan dalam amplop tertutup, oleh kepala kantor diutuslah salah seorang staf untuk menyampaikan bantuan tersebut kepada orang miskin tadi. assalamualaikum, kami dari kantor BPN pak, membawa bantuan yang bapak butuhkan, kira-kira begitu yang diucapkan oleh pegawai BPN yang diutus tadi kepada bapak yang sangat miskin ini, dengan tergesa-gesa orang miskin ini segera merobek amplop dan menghitung isinya dan tanpa mengucapkan terima kasih apalagi mempersilahkan pegawai BPN ini untuk masuk, orang miskin ini ngeloyor pergi kekamarnya dan duduk diatas meja dan kursinya yang sudah reot, mengambil secarik kertas dan segera menulis, ya Allah ya tuhanku, uang yang engkau kirimkan telah hamba terima, tetapi karena uang tersebut engkau titipkan dengan pegawai BPN, uang tersebut telah dipotongnya sebesar 200 ribu, sehingga yang hamba terima cuma 800 ribu....
Fenomena ini tanpa kita sadari sudah terjadi disekitar kita dan mungkin sudah mulai menjangkiti kita, karena apa...?, karena kita terlalu lama dibohongi oleh dogma-dogma yang dibuat oleh " kita sendiri ", makna percaya itu berangsur-angsur telah hilang dari arti sesungguhnya, sekarang bagaimana dan dengan cara apa kita pulihkan semua ini, ini adalah tanggung jawab kita semua, siapapun dan apapun professi dan status sosial kita, persoalan ini ada dipundak kita masing-masing, mendidik dengan cara memberitahu bagi yang tau, mendidik dengan cara mencontohkan bagi yang patut dicontoh, melawan, mengkritik, menuntut, meminta bagi yang patut untuk dilawan, dikritik, dituntut dan dimintai, mudah2an denga cara ini TSUNAMI SOSIAL sebagai mana yang diramalkan oleh dewan rektor se Indonesia tidak akan pernah terjadi di negeri yang indah ini, karena jika itu terjadi anak bangsa ini juga yang akan membiayainya......

1 comment:

Anonymous said...

bagaimana pun kondisinya iman tetap no. 1 pak :) gak boleh berubah

Powered By Blogger