Saturday, March 24, 2007

Analogi dari sebuah Keikhlasan...!!!

Kapan saat yang tepat untuk merenung…?
Pagi hari, atau kapan saja, khususnya pada saat kita buang air

Dimana…?
Ya dimana lagi kalau bukan di Water Closet (WC)/ atau Toilet atau /Lavatory

Lho koq disana, khan jijay….?(maksudnya jijik gitu lho...),
kita bisa bilang jijay saat ini, tapi pada saat kebelet, tdk ada tempat yang nikmat, kecuali disana. Itulah kelemahan manusia, pada saat dia tidak kita butuhkan, kita bilang dia bauk, jelek, kotor, jijay, tapi sekali kita butuh banget, setengah jam atau lebih kita bersedia nongkrongin dia dengan wajah sumringah, karena tanpa dia hidup tersiksa, siapa sich yang nggak tersiksa kalau lagi kebelet…?, apalagi kalau sedang terserang diare, tempat ini amat sangat kita butuhkan, jadi jangan bilang jijay lagi ya…!!!

Water Closet, istilah kerennya, Toilet istilah umumnya, Lavatory istilah ninggratnya, Kakus atau Jamban istilah kaum proletarnya atau masyarakat marginal, adalah tempat yang bukan saja tempat kita melepaskan hajat, tetapi tempat ini khususnya bagi saya pribadi, sering saya gunakan untuk merenung, menghayal, mencari inspirasi dan memaknai sebuah keikhlasan.

Merenung dan menghayal nggak usah saya jelaskan disini, karena kalau saya ceritakan, disamping tidak menarik, ceritanya berbau-bau pornoaksi, namanya aja renungan dan lamunan lelaki, biasanya nggak jauh-jauh dari perut…, yach disekitar situlah….

Mendapat inspirasi ditempat ini, jujur saya katakan, sering banget…, hampir semua tulisan-tulisan saya yang saya kirim ke Koran, dipostkan di Blogger, di bulletinkan di friendster berasal dari inspirasi yang saya dapat ditempat ini. Ditempat ini inspirasi begitu beragam yang datang, mulai dari persoalan kantor yang tidak terselesaikan, malah disini solusinya didapat, masyarakat marah karena pelayanan yang kami berikan belum memuaskan, disini juga terkadang saya temukan cara-cara untuk memuaskan pelanggan, masalah cari duit yang akhir-akhir ini dirasakan semakin tidak lancar, disini juga saya temukan peluang-peluang baru mencari uang…, pokoknya banyak dech yang bisa saya dapat dari tempat ini….

Dari semua yang saya jelaskan di atas, ada satu hal yang membuat saya amat sangat bersyukur, terutama kepada Allah, karena aktifitas yang saya lakukan, minimal 2 kali sehari ditempat ini, memberikan saya makna tentang keikhlasan yang hakiki, kenapa…?, mari kita renungkan bersama :

Hari ini, jam 10 siang tadi saya diundang untuk menghadiri acara pelantikan seorang sahabat menjadi pejabat baru disuatu instansi pemerintah, selesai acara oleh protokol kami dipersilahkan untuk makan siang ditempat yang telah ditentukan, bisa dibayangkan menu yang disajikan udah pasti uenak dan lezat, buanyak lagi jenisnya, wong namanya pelantikan pejabat, gimana nggak enak…
Pertama nasi putih wangi saya onggokkan dipiring, kedua ayam panggang balado, ketiga dendeng batokok, kemudian ikan tenggiri asam pedas, ditambah lagi sayur-sayuran segar, sambel terasi, pudding ager-ager dan buah-buahan, semuanya alhamdulillah masuk kedalam perut saya tanpa hambatan yang berarti. Sore harinya, saya juga diundang kawan nongkrong di sebuah cafe diwilayah Batam Center menikmati secangkir capucinno dan sepotong roti cheess.
Hari ini mulai dari siang perut saya terisi dengan semua yang nikmat-nikmat dan berkelas untuk ukuran saya…., tetapi apa lacur….!!!
Sesampai dirumah, belon sempat menunaikan sholat magrib, apa yang ada diperut mulai beraksi minta agar segera dikeluarkan, kalau tidak segera dikeluarkan kayaknya mereka akan membuat keributan, wah…, gawat nich saya pikir, baru aja ngrasain yang enak-enak koq udah mau dikeluarin, mbok yo bertahan sampe pagi gitu lho…. Tawaran imaginative yang saya sampaikan tidak diterima, seketika itu juga saya penuhi keinginan itu, saya keluarkan semua yang enak-enak tadi dengan perasaan puas, legowo dan ikhlas, se ikhlas-ikhlasnya. Tidak lama, kira-kira 7 menitan, proses itu berlangsung, manfaat yang saya rasakan adalah Segar tanpa beban, sehat jiwa dan raga, coba kalau nggak dikeluarkan, wach.., bikin repot dan mungkin saja penyakit yang akan menyerang kita.

Selesai magrib saya, bertafakur mengingat-ingat yang enak-enak yang saya nikmati hari ini, dan pada hari ini juga yang enak-enak tadi saya keluarkan dan buang tanpa sedikitpun rasa dongkol, marah atau kecewa…., kemudian dalam hati saya berkata “ Seperti inilah harusnya kita memaknai keikhlasan, pada saat sesuatu yang begitu kita sayangi, sesuatu yang begitu kita kagumi, sesuatu yang sangat berharga harus kita berikan kepada orang lain ”, karena jika itu tidak kita berikan atau keluarkan akan membawa mudharat bagi tubuh dan jiwa kita.
Powered By Blogger