Friday, March 9, 2007

Mengenang Prof. Koesnadi Hardjasoemantri

Sebagai salah seorang alumni UGM angkatan 1986, sosok Koesnadi ini tentu saja sangat akrab bagi saya pribadi, terutama sekali kepribadian dan kiprahnya didunia pendidikan dan lingkungan, dia bukan hanya seorang rektor dan guru besar pada saat itu, tetapi juga sosok ayah, orang tua dan teman yang bisa memberikan solusi nyaman bagi mahasiswanya.

Professor Koesnadi mungkin saja dan dapat dipastikan tidak akan mengenal saya secara mendalam, itu saya maklumi karena nama besar, kesibukan dan bejibun kesibukan yang beliau hadapi tentu saja tidak akan ingat dengan satu persatu mahasiswanya, tetapi saya sebagai mahasiswanya mempunyai kenangan tersendiri kepada beliau dan sampai saat ini masih teringat kenangan-kenangan manis bersamanya.

Mengalirkan air bersih dari suatu sumber mata air yang berjarak 2 KM dari Desa Ngablak, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali dalam melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah program utama yang kami laksanakan pada saat itu, kami semua peserta KKN dikecamatan itu sepakat untuk mengsukseskan program ini, karena melihat kondisi masyarakat yang kesulitan air bersih sangat memprihatinkan sekali, rata-rata penduduk mengidap penyakit kulit dan mudah sekali terkena diare.
Setelah membuat rencana dan melakukan survei ditemui beberapa kendala dalam mewujudkan program ini, salah satu kendala yang kami hadapi saat itu adalah masalah biaya yang sangat tidak mungkin diharapkan jika dipungut dari masyarakat atau kampus, sementara kegiatan ini kami anggap sangat prestesius, penting dan sekaligus amal jariah bagi kami-kami peserta KKN saat itu.

Show must go on, begitu kesimpulan kami, maka diutuslah saya bersama 2 rekan untuk menghadap ketua LPM UGM bpk. Ir. Gatot Murdjito untuk membicarakan persoalan ini sekaligus mencari solusi kendala biaya yang dihadapi. Dengan mengendarai sepeda motor, saya dan 2 orang rekan mahasiswa lainnya tancap gas menuju Yogyakarta, langsung ke kampus dan alhamdulillah hari itu juga kami bisa menjumpai bpk. Gatot Murdjito, apa lacur…., kampus ternyata tidak punya dana untuk itu dan saran pak Gatot agar kami menggalang dana swadaya masyarakat aja kalau tidak bisa, batalkan program itu dan buat program baru yang nggak membutuhkan biaya, wach…, kekecewaan udah hampir menghinggapi saya dan teman2 pada saat itu, kemudian pada saat kami minta pendapat bagaimana kalau ini kami bicarakan dengan rektor (bpk. Prof. Koesnadi) beliau melarang dengan keras, karena menurut beliau rektor tidak akan merestui kegiatan ini, apalagi kalau menyangkut biaya yang cukup besar…., lagi-lagi kekecewaan menampar kami…….

Singkat cerita, program tersebut tetap kami jalankan dan alhamdulillah sukses dan peresmiannya akan dilakukan oleh rektor dan disorot oleh TVRI, mau tau kenapa program ini bisa jalan dan sukses. Pertama : karena nama besar seorang Koenadi Hardjasoemantri yang begitu membumi, sehingga pada saat kami mengajukan proposal ke Perusahaan Rokok Djarum agar membiaya program ini, tanpa ba dan bu lagi mereka langsung menyetujuinya dan siap membantu, kedua : karena kami menghianatinya, kenapa khianat…?, karena mahasiswa dilarang oleh rektor melaksanakan program KKN dengan biaya dari pihak ketiga (sponsor) dan kami melanggar larangan itu.

Detik-detik waktu peresmian sudah dekat, kami semua bukannya gembira, malah ketakutan dan cemas, semua teman-teman menuding saya sebagai biang keroknya, “ ini gara-gara kamu sal yang punya ide minta sama Djarum, bisa-bisa kita semua kena batunya, karena sekali lagi saya katakan meminta dana kepada pihak lain adalah dosa besar dan sangat dilarang oleh rektor…., wach ciut juga saya sebentar, tapi karena udah kadung nasi menjadi bubur, maka bubur itu akan saya makan, begitu kira-kira bukti pertanggung jawaban saya kepada teman-teman….

Sehari sebelum proyek diresmikan oleh pak rektor, plang (billboard) dari perusahaan Rokok Djarum yang bertuliskan “ Proyek Pengadaan Air Bersih Desa Ngablak, kerja sama Mahasiswa KKN UGM dengan PT. Djarum Kudus “ sudah terpampang dengan gagah disisi bak penampungan besar yang telah selesai dibangun, lagi-lagi saya gundah melihat plang itu, gimana nggak ketauan kalau plang ini sendiri yang memberikan berita kepada rektor dan semua yang hadir…, dan pemasangan plang ini memang harus dilakukan sebagai salah satu syarat dari pihak sponsor dalam rangka pencairan dana, tanpa embel-embel ini dapat diapstikan dana tidak akan dikeluarkan. Muncul ide seketika untuk mencabut dan menyingkirkan plang ini sementara, kemudian setelah diresmikan dan para rombongan pulang, rencananya plang ini dipasang kembali…, ide itu disetujui dan dengan bantuan beberapa orang masyarakat desa, plang berukuran 2 M X 1 M itu kami cabut dan disembunyikan dibelakang balai desa, pekerjaan beres, hati sudah agak tenang, sekarang tinggal mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut peresmiannya besok.

Jam 10.30 waktu Desa Ngablak, rombongan rektor datang dan tanpa acara-acara ceremonial bpk rektor langsung menuju tempat acara dan membuka kran air, seketika mengucur deras air dari dalam bak penampungan ke masing-masing ember warga yang sudah sangat merindukan adanya air bersih di desa mereka… kami semua mendapat ucapan selamat dari rektor dan rombongan, kamera TVRI mengarah kepada kami, wah rasanya bahagia sekali hari itu…., acara selesai pak rektor dan rombongan dipersilahkan ke Balai desa untuk sedikit mencicipi jajanan yang sudah disiapkan oleh pak lurah…..

Lima menit sebelum meninggal desa Ngablak, tiba-tiba saya dikejutkan oleh suara bpk Gatot Murdjito yang memanggil saya dengan mimik wajah yang tidak bersahabat, sambil berjalan beriringan beliau berkata :
“ makanya, kemarin khan sudah saya larang anda membuat program ini, sekarang pak rektor mau bicara dengan anda “,
“ lho bpk tau dari mana…?“, belum sempat pertanyaan saya dijawab saya sudah berhadapan dengan bpk Koesnadi Hardjasoemantri diruang kerja pak lurah, dengan wajah datar beliau bertanya :
“ saudara ya ketua tim ini ?, betul pak, jawab saya dengan perasaan sedikit takut.
“ saya sebagai pribadi menghargai dan memberikan penghargaan kepada anda dan teman-teman anda yang mempunyai gagasan ini walaupun mungkin saudara melibatkan pihak lain untuk mewujudkannya…,” seketika darah saya berdesir, “ wach siapa yang membokar rahasia ini “ pikir saya
“ saudara tau khan, melaksanakan program KKN dengan bantuan pihak sponsor itu dilarang ? “,
“ tau pak dan saya mohon maaf jika yang kami lakukan ini diluar ketentuan yang bapak amanatkan, dan saya siap menerima hukuman jika apa yang saya kerjakan ini salah “ jawab saya dengan suara bergetar karena takut…..
“ ya nggak salah…to, sesuatu yang bermaksud baik walaupun kadang-kadang harus dikerjakan dengan cara yang tidak baik, sewaktu-waktu memang perlu ditempuh sebagai jalan keluarnya, tapi seharusnya anda tidak perlu sembunyikan siapa sponsornya, itu malah yang membuat saya tidak simpati….” Kalimat ini begitu tenang keluar dari mulutnya tanpa sedikitpun terlihat dan terasa adanya kemarahan, dan dari kata-kata ini banyak sekali makna yang dapat saya ambil dan rasakan……

Sekarang beliau telah berada dalam pelukan sang Khaliq, saya yakin karena dengan begitu ikhlasnya beliau memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi bangsa ini, beliau akan ditempatkan oleh Sang Pencipta pada tempat yang Indah dan Nyaman, seindah tutur kata dan sikap beliau yang memberikan kenyamanan bagi orang-orang yang mengenalnya, amin ya robbal alamin.
Powered By Blogger